Cerpen Karangan: Feby
Di suatu desa terpencil terdapat keluarga mandiri yang menyambung hidup. Keaadaan yang serba kekurangan tergambar dari kesederhanaan mereka. Hasil alam di sekitar menjadi andalan untuk bertahan hidup. Ibu, Puspa dan Rudi merupakan keluarga kecil tanpa Ayah yang tinggal di gubug tua di sudut desa.
Sang surya bersinar terik di atas kepalaku. Suasana panas nan kering membuat tubuhku tak henti-hentinya mengeluarkan keringat. Kulirik sebentar jam di tangan kiriku. Pukul 14.00. Berarti sudah hampir satu jam lebih aku mencari adik laki-lakiku, tapi tak kunjung kutemukan.
Ah, pasti dia pergi mengejar layang-layang lagi sampai lupa waktu makan. Gerutuku!
Adik laki-lakiku itu, Rudi sangat suka bermain hingga lupa waktu. Pernah suatu ketika, dia pulang sehabis magrib dengan pakaian bernoda lumpur. Saat ditanyai dari mana, dia malah tersenyum polos mengatakan ketiduran di kebun. Tidak tahu saja aksinya membuatku dan ibu kerepotan mencarinya kemana-mana.
Seluruh tubuhku tersiram cahaya matahari. Aku bisa merasakan bajuku basah karena keringat. Pandanganku sedikit buram dan tenggorokan sangat kering. Sepertinya aku terlalu lama mencari Rudi dibawah sinar mentari.
Kakiku kini mulai berjalan kembali ke arah rumah. Aku akan mencari Rudi selepas istirahat sebentar. Aku terus berjalan langkah demi langkah hingga berhenti di sebuah rumah. Rumah kecil dengan pohon mangga agak besar di halamannya. Meskipun dibilang sederhana, nyatanya di rumah inilah aku membangun kenangan hidupku suatu per satu.
Perlahan kubuka pintu kayu itu. Begitu masuk aku langsung disambut oleh wangi harum masakan ibu yang tercium di seluruh ruangan. Wangi penuh rempah dengan sedikit bau cabai membuat perutku berteriak kelaparan.
Dengan langkah senang aku berjalan riang ke dapur. Bisa kulihat sosok wanita tua yang sedang berkutat di depan kompor. Aku tersenyum dan berteriak.
“Ibu!”
Atas teriakanku ibu tersentak kaget. Dia melihatku sembari mengusap dadanya. Hehe. Maafkan anakmu yang suka jahil ini ya bu.
“Udah gausah ngagetin sono gih, cuci tangan abis itu kita makan daging”
“Wah daging!”
Hanya dengan kata daging, mampu membuatku berseru gembira. Aku hanya hidup bersama ibu dan adikku. Sedangkan ayahku entah pergi kemana. Dia tak pernah mengirim pesan, dia bahkan tidak pernah mengirim uang untuk kebutuhan kami. Jadi wajar saja jika kami berhemat demi menekan pengeluaran bulanan.
Bagi keluarga kami yang seperti ini, daging menjadi makanan mewah yang jarang dikonsumsi.
Sudah terbayang lezatnya daging yang dicampur rempah dan bumbu di mulutku. Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Aku ingin segera memakan daging itu.
Aku begitu semangat memakan daging buatan ibu. Daging dengan kuah penuh rasa rempah dan sayuran membuatku melupakan sejenak hilangnya Rudi. Aku makan begitu lahap, hingga tidak menyadari ekspresi aneh ibuku saat dia melihatku makan.
Ugh. Aku berdahak kenyang. Daging buatan ibu memang sangat enak. Meskipun teksturnya agak aneh tapi, itu sangat enak.
Membayangkan daging lembut yang disatukan dengan segala macam sayuran membuatku ingin makan lagi. Apalagi saat ditambah nasi hangat dan sambal. Ah~ benar-benar kenikmatan dunia.
Sembari menunggu makanan-makanan itu tercerna aku berpikir tentang Rudi. Tadi saat aku bercerita Rudi hilang, ibu hanya menjawab tidak apa-apa. Mungkin ibu sudah terbiasa dengan Rudi yang suka kelayapan.
Namun, tetap saja aku khawatir sebagai kakaknya. Tidakkah ibu terlalu santai?
Memikirkan itu, aku kembali mengingat ingat sosok ibu yang merupakan tulang punggung keluarga. Aku mencintai ibu sebagai seorang anak. Dan aku berniat untuk terus berbakti kepadanya tentu saja. Bagaimanapun ibu adalah orang yang melahirkan dan membesarkanku. Terlebih perjuangannya memperjuangkan kehidupan kami bahkan dengan mentalnya yang sedikit terganggu.
Akan tetapi, ada beberapa hal yang tidak kutahu tentang ibu. Ibu kadang bekerja demi mendapat penghasilan tapi aku tidak tahu ibu bekerja sebagai apa. Selain itu jika berkaitan dengan keanehan ibu, aku teringat saat aku tidak sengaja memergoki ibu melakukan sesuatu yang aneh di dekat pohon mangga. Seperti menabur bunga di sekeliling pohon pada malam-malam tertentu.
Dan yang lebih mengherankan lagi ada satu ruangan di rumah yang sangat dilarang oleh ibu untuk dimasuki. Ruangan itu terletak paling pojok rumah. Ruangan dengan wangi bunga yang pekat dan tidak boleh dimasuki oleh siapapun selain ibu.
Rasa penasaranku selalu membuncah ketika memikirkan ruangan ini. Ibu yang menabur bunga dibawah pohon dan ibu yang tidak membiarkan siapapun masuk ke sebuah ruangan sangat mencurigakan. Jika ini dihubungkan, mungkin ada satu hal yang bisa terbesit.
“Pesugihan.”
Tapi aku tak ingin berburuk sangka. Tidak mungkin ibu bisa melakukan itu. Apalagi ibu merupakan orang yang cukup ketat dalam normal agama. Tapi … tidak menutup kemungkinan ibu akan melakukan itu … kan?
Aku terdiam. Semakin aku memikirkannya semakin aku penasaran. Bagai anak kecil yang penasaran dengan sesuatu yang baru, akupun tertarik dengan rahasia yang disimpan ibu. Jika tidak salah, ibu pergi beberapa waktu lalu kan? Kalau begitu aku bisa dengan mudah melihat isi ruangan itu!
Seolah mendapatkan ide cemerlang aku segera bergegas menuju ruangan itu. Dengan pelan-pelan aku memperhatikan sekitar. Ibu sepertinya tidak akan kembali dalam waktu dekat. Menguatkan tekadku sebentar, aku lantas membuka pintu sedikit demi sedikit.
Kriettt …
Begitu pintu terbuka, hanya ada kegelapan yang bisa terlihat. Ruangan itu begitu gelap tanpa ada yang bisa terlihat jelas. Wallpaper hitam yang dipasang membuat cahaya semakin susah masuk kesini.
Jantungku berdegup kencang. Kembali kekuatan niatku untuk masuk kesini. Perlahan aku masuk. Saat baru mengambil beberapa langkah, aku merasa kakiku menginjak sesuatu. Aku sedikit berjongkok melihat apa yang kuinjak. Disaat yang sama aku terkejut.
Benda yang kuinjak adalah kereta mainan milik Rudi. Tapi mengapa kereta itu berlumuran tinta merah? Tinta merah lengket ini seperti … darah.
Seketika tubuhku terdiam kaku. Baru saat aku menyadarinya, samar-samar tercium bau amis darah dan bau busuk bangkai bertebangan di udara, menggelitik hidungku.
Mungkinkah?!
Aku dengan panik berlari ke tembok, mencari sakelar lampu. Begitu lampu dinyalakan, tubuhku semakin membeku kaku. Ruangan ini tidak sepenuhnya hitam. Wallpapernya bercampur dengan darah merah tua kering.
Terlebih potongan daging kecil berserakan di lantai. Aku bisa melihat sesuatu yang mirip dengan *** di ember dekat meja. Belum lagi potongan yang berbentuk seperti **** anak kecil yang terdapat di samping ember itu. Aku mundur selangkah. Seluruh tubuhku menjerit, berkata aku harus keluar dari ruangan ini secepatnya! Tapi kakiku terpaku masih syok dengan pemandangan yang kulihat.
Pemandangan ini sangat menakutkan sekaligus menjijikan. Tanpa bisa dikontrol tubuhku gemetaran. Air mata juga mulai mengenang di sudut mataku. Dalam penglihatan yang kabur aku bisa melihat dari sudut ruangan baju yang tadi pagi dikenakan Rudi. Baju berwarna biru dengan karakter kartun di depannya kini telah sobek menjadi dua. Sama seperti kereta mainannya, baju itu juga terkena cipratan darah.
Aku semakin menangis. Rudi tidak hilang. Dia …?
Krieett.
Tubuhku yang semula bergetar tiba-tiba membeku ketika mendengar suara pintu yang tertutup. Hanya ada satu orang yang bisa keluar masuk ke ruangan ini dengan mudah. Ibu. Mengetahui siapa yang masuk membuatku kembali bergetar ketakutan. Ibu pasti sangat marah saat tahu aku menyelinap masuk ke sini tanpa seizinnya.
Dengan tubuh gemetar aku berbalik perlahan. Dibelakang ibu tidak marah seperti yang kukira. Ibu hanya tersenyum lebar. Sangat lebar hingga kupikir bibirnya hampir robek.
“Ibu! A-aku—!”
Belum sempat kuselesaikan kalimatku, ibu perlahan berjalan ke depanku. Dia kemudian berbisik di telingaku. Suara lembutnya mengalun indah bagai alunan musik ke dalam pendengaranku, berbeda dengan isinya yang sangat tidak terduga.
“Rudi masih hidup. Buktinya dia ada di perut kamu kok.”
Apa? Aku terdiam berusaha mencerna maksud ibu. Rudi ada di dalam perutku? Apa maksudnya? Seakan mengetahui aku yang tengah dilanda kebingungan ibu kembali berucap.
“Daging tadi enak kan?”
Baru saat itulah aku menyadari maksud ibu. Daging yang kumakan, daging dengan tekstur yang berbeda dari daging ayam atau sapi. Itu bukan daging hewan. Itu daging—manusia.
Segera setelah menyadarinya, aku langsung berjongkok mengeluarkan semua isi perutku. Rasa mual yang sedari tadi kurasakan dan perkataan ibu membuatku memuntahkan makanan yang kumakan tadi. Aku terus memuntahkan isi lambungku sampai mataku berair.
Di muntahan itu masih terlihat daging sisa yang belum sempat tercerna. Aku berjongkok menangis dan terus merasa mual. Aku memakan daging adikku sendiri. Aku ingin percaya ini hanya bunga tidur semata dan bukan kenyataan. Akan tetapi seakan menertawakanku, bau darah terus menerus menari riang di sekitarku menusuk indra penciumanku.
Air mataku kembali mengalir bebas. Aku ingin merobek perutku sendiri, aku ingin berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi! Aku ingin kehidupanku yang damai kembali! Aku terus menangis sampai sebuah tangan menepuk pundakku.
Aku lupa. Karena terlalu sibuk menyangkal kenyataan aku sampai lupa bahwa aku tidak sendirian di ruangan ini. Aku mendongak melihat wajah ibuku. Wajah lembut itu masih sama dengan ibu yang kukenal tapi disaat yang sama wajah ibu terlihat asing. Bibirnya yang senantiasa tersenyum terbuka mengucapkan kata-kata. Kata-katanya terdengar seperti perintah hukuman atas kenakalanku.
“Kamu sayang banget sama Rudi kan? Mau ibu bantu buat ketemu dia?”
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita pendek insfirasi yang berjudul “Dibalik Sikap Ibuku”. Semoga dengan adanya cerita fiksi tersebut dapat memberikan sebuah hikmah positif bagi kita semua dan memberikan pembelajaran bermakna.
Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas situs www.liangsolusi.com ini. Semoga postingan yang disajikan bermanfaat untuk kita semua.
Mari berkolaborasi dan tebarkan perilaku baik dengan membagikan postingan ini di media sosial kalian! Budayakan meninggalkan komentar dan sebarkan jika bermanfaat setelah membacanya.
Nama: Yasmin ayudiah hanum karina
BalasHapusKls&ABS:VIA walaupun kita serba kekurangan kita harus mensyukuri atas semua itu dan walaupun kita melakukan kesalahan kita tidak boleh berbohong dan mengatakan yang sebenarnya kita juga harus menerima semua sanksi atas semua kesalahan yang kita lakukan
Nama:Ida ayu try adnyani
BalasHapusNo:10
Kls:6a
walaupun kita serba kekurangan kita harus mensyukuri atas semua itu dan walaupun kita melakukan kesalahan kita tidak boleh berbohong dan mengatakan yang sebenarnya kita juga harus menerima semua sanksi atas semua kesalahan yang kita lakukan
Nama: raynoldi kilimandang
BalasHapusNo:25
Kls: VI A
Intinya adalah walaupun kita hidup sederhana dan tidak mampu jangan lah kita berbohong dan melakukan tindakan yang seharusnya tidak di lakukan karena kita akan menerima akibat setelah berbuat kesalahan
Nama : Ni Made Ginastri Adnyani Putri
BalasHapusNo : 21
Kelas : VI A
Tanggapan :
Walaupun keluarga kita sedang dalam keadaan serba kesusahan, jangan lah sekali sekali berpikir untuk melakukan hal yang gila, Seperti cerita di atas.
Nama:ngurah derby surya risky pradewa
BalasHapusKelas:6A
No.Absen:16
walaupun kita serba kekurangan kita harus mensyukuri atas semua itu dan walaupun kita melakukan kesalahan kita tidak boleh berbohong,kita juga harus menerima semua sanksi atas semua kesalahan yang kita lakukan
Nama:Ni Komang Bella Shamita Khanza
BalasHapusNo/Kelas:19/VI A
Tanggapan saya adalah walaupun keluarga kita sedang dalam kesusahan,janganlah sekali sekali berpikir untuk melakukan hal yang membuat semua orang panik, seperti cerita di atas.
Nama:ikadek rikiyu paramaartha
BalasHapusAbs:8
Kls:via
Nama:ikadek rikiyu pramaartha
Abs:8
Via
walaupun kita serba kekurangan kita harus mensyukuri atas semua itu dan walaupun kita melakukan kesalahan kita tidak boleh berbohong dan mengatakan yang sebenarnya kita juga harus menerima semua sanksi atas semua kesalahan yang kita lakukan
Nama : cila Rafifah
BalasHapusAbs : 4
kelas : Vl a
tanggapan saya soal cerita di atas adalah : walaupun kita dalam keadaan kekurangan, kita harus tetap mensyukuri semua itu dan walaupun kita berbuat salah kita tidak boleh berbohong, kita juga harus menerima
semua sanksi atas kesalahan yang kita buat
Nama:fiona katrina lende
BalasHapusNo abs:6
Kls:6A
Inti dari cerita tersebut adalah walau pun kita hidup sederhana tetapi jangan lah berbohong kepada anak kita sendiri sampai berlebihan karena anak kita bisa sakit hati dan menagis
Anak ita juga bisa berbohong kepada kita
Ibu tetap lah ibu dan ibuku adalah ibumu
Maka berbohong boleh tetapi jangan berlebihan
Nama: Ni Nyoman Trisna Agustina
BalasHapusNo:31
Kelas:VI
SD Negeri 3 Sanur
Amanat yang saya dapatkan adalah
Jangan terlalu percaya dengan seseorang walaupun dia sangat dekat dengan mu, belum tentu sifat nya baik ketika berada di depan mu, bisa saja sifat nya sangat beda saat berada di belakang mu.
Nama:drew samudra dimasanjaya Widianto
BalasHapusKelas:6
No:3
Sekolah:SDN 3 SANUR
AMANAT:Kita harus mensyukuri hidup dalam keadaan susah, kita juga harus menyayangi anggota keluarga dan tidak boleh berbohong
Nama: Ni Putu Novita Cahyani
BalasHapusNo:34
Kls:6
jangan belajar untuk berbohong dan juga kita harus mensyukuri kehidupan yang sudah diberikan oleh tuhan
Nama: komang ayu trisna dewi
BalasHapusKls:6
No absen:17
Tangkapan saya adalah walaupun kita tidak terlalu kaya tapi kita bisa menghidupkan keluarganya tetapi jangan sampai membunuh anaknya untuk tumbal🙏.
Nama : ni Made Yuka nathania
BalasHapusNo abs.: 30
Kls: 6
SD Negri 3 Sanur
Amanat :jangan lah pernah berbohong kepada anak sendiri , walaupun dengan keadaan kekurangan kita harus mensyukuri nya , jangan lah pernah berbohong
nama : putri valentina fatin
BalasHapusabsen : 38
kelas : 6
Sekolah : SD Negeri 3 Sanur
Amanat : Walau kita hidup sederhana, kita harus selalu mensyukuri apapun yang kita punya, tidak melakukan hal hal aneh, sebaiknya tidak berbohong yang berlebihan, dan jika kita berbuat kesalahan yang berlebih, kita harus menerima sangki atau akibatnya
Nama:Dinda ellyaning tias
BalasHapusNomor absen:2
Kls:6
SD Negeri 3 Sanur
Amanat dari cerita tersebut adalah walaupun kita hidup sederhana kita
Nama:Ni Wayan Oktha Prisintyani
HapusKls:6
No absen:36
Intinya walaupun kita hidup sederhana janganlah berbohong dan melakukan hal yang aneh seperti cerita tersebut
Nama:Dinda ellyaning tias
HapusNomor absen:2
Kls:6
Sd Negeri 3 Sanur
Amanat dari cerita tersebut adalah walaupun kita hidup sederhana, kita harus mensyukuri apa yang kita dapatkan, dan jangan lah melakukan perbuatan berbohong
NAMA Ikomang agus sulinggih yasa
BalasHapusKLS 6
ABSEN 10
Jangan sombong saling mengormati sesama orang lain
Nama: NI Luh Ayu Sri Tirta Wati
BalasHapusNo absen: 26
Kls: VI
Tanggapan saya :
Kita tidak boleh berbohong kepada siapapun dan tidak boleh melakukan kan suatu ritual yg tidak baik.
Nama : ni Made Ari Widya prabantari no : 28
BalasHapusKls : 6
SD negeri 3 sanur
Amanat : walau kita hidup sederhana kita tidak boleh bertindak berlebihan jika kita ingin makan enak kita harus berserah keras terlebih dahulu dan selalu bersyukur kita tidak boleh mementingkan keinginan kita apa lagi sampai menyakiti anak dan berbohong jika berani melakukan sesuatu kita juga harus berani bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan
Nama:IGD Aditya Permana Jenar dana
BalasHapusNo:5
Kls:VI
Sekolah: SD Negeri 3 Sanur
Amanat yang saya dpt adalah: walaupun kita keadaan kekurangan kita harus tetap bersyukur terhadap apa yang kita dapat.
Nama:Ni Komang Trisna Pradnya Dewi
BalasHapusNo absen:25
Kelas:6/VI
Sekolah:SD Negeri 3 Sanur
Tanggapan saya sesusah apapun kehidupan kita jangan pernah melakukan hal hal yang tidak seharusnya dilakukan dan sebaiknya kita harus bekerja keras atau berusaha untuk mencapai keinginan kita, dan kita juga harus bersyukur apa yang diberikan Tuhan, dan rajin mendekatkan diri kepada Tuhan agar usaha kita dipermudah kan.
Nama ketut khresna putra nugraha
BalasHapusSdn 3 sanur
Absen 15
Amanat dari cerita berikut Jangan bersalah sangka siapa tau itu tidak benarr
Nama:Ni Komang Meila Trianjani
BalasHapusKelas:6
No absen:24
Sekolah: SD Negeri 3 Sanur
Amanat: kita harus mensyukuri apa yang kita miliki walaupun itu sedarhana, dan walaupun kita serba kekurangan kita tidak boleh melakukan hal yang bisa merugikan hingga mengorbankan orang yang kita sayang dan kita juga tidak boleh berbohong.
Nama=IGD OKTA PRATAMA ARTAJAYA
BalasHapusKLS=6
ABSEN=6
SEKOLAH=SDN NEGERI 3 SANUR
AMANAT DARI CERITA TERSEBUT MENURUT SAYA JANGAN KITA BERLEBIH LEBIHAN MEMBOHONGI ANAK KECIL KARENA AKAN MEMBUAT MEREKA SAKIT HATI
Nama:igusti putu Arya wangsa kesawa putra
BalasHapusKls:IV
SD negeri 3 Sanur
Amanat yang saya dapatkan kita tidk boleh menyakiti perasaan anak kecil karna dapat membuat perasaan anak kecil itu menjadi takut dan syok dan juga ketika kita sudah berjanji kita tidk boleh mengingkari janji tersebut
Nama:NI KADEK JUNI DIFAYANI
BalasHapusNO: 21
KLS: VI
SD NEGERI 3 SANUR
Amanat saya: walaupun kita keluarga yang kurang mampu atau serba kekurangan maka jangan lah kita suka membohongi anak kita sampai berlebihan anak kita bisa sakit hati dan anak kita bisa menangis jika kita suka membohongi anak maka anak kita ikut suka berbohong jadi jangan lah suka berbohong
Nama: Kadek devandra Ari pradana
BalasHapusNo:13
Kelas:6
Amanat yang saya dapat adalah:
walaupun kita serba kekurangan kita harus mensyukuri atas semua itu dan walaupun kita melakukan kesalahan kita tidak boleh berbohong dan mengatakan yang sebenarnya kita.Juga harus menerima semua kesalahan yang kita lakukan.
Nama:gusti ayu komang triwidiasih
BalasHapusNo4 kls6
walaupun hidup kita sederhana kita harus tetap bersyukur apa yang kita punya,sebaik nya kita tidak boleh berbohong yang sangat berlebihan.
saat kita melakukan kesalahan kita harus berani bertanggung jawab atas kesalahan yang kita lakukan.
Nama: Ni Wayan Naira Abi
BalasHapusNo Absend:35
Kelas:6
Sekolah :SD Negeri 3 Sanur
Amanat dari cerita ini adalah kita tidak boleh terlalu percaya dengan orang sekalipun orang itu adalah orang yang kita sayangi, karena setiap orang bisa menyembunyikan sifat asli mereka.
Mana NI Made Ayu Kusuma jati no29 Kls 6
BalasHapusSD Negeri 3Sanur
Amanat:Jangan lah berbohong kepada anak sendiri sampai berlebihan dan ngomong seperti itu apa lagi sampai membunuh anak sendiri sebagai tumbal
Nama:I Kadek Krisna Arta Pratama
BalasHapusNo. :9
Kls. :VI
SD Negeri 3 Sanur
Amanat yang saya dapatkan adalah:walaupun kita kekurangan kita harus tetap bersyukur dan jika kita melakukan kesalahan kita harus mengakuinya,tidak boleh berbohong
nama : jelita velly
BalasHapuskelas : VI
no : 12
sdn 3 sanur
amanat dari cerita tersebut , bersyukurlah dengan apa yang tuhan berikan , teruntuk para ibu ibu janganlah engkau menggorbankan anakmu demi ingin makan enak , anak akan sakit hati saat tau semuanya
Nama: Nova Scotia Putri
BalasHapusNo. 37
Kelas: VI
SD Negeri 3 Sanur
Pengertiannya, jika memang ekonomi sedang sekarat lebih baik mencari pekerjaan yang halal, tindakan seperti ibunya Rudi adalah tindakan yang salah dan tidak patut di contoh. Ibu Rudi adalah seorang psikopat sekaligus orang yang memakai pesugihan. Jadi intinya jangan lah berlaga sombong atau berlaga besar kepala.
Nama: Kadek Ratih Candra Kirana
BalasHapusNo: 14
Kelas:6
Sekolah: SD negeri 3 Sanur
Tanggapan saya adalah,kita harus selalu bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Tuhan
Nama : Ni Pt. Kyna Aryana Putri
BalasHapusNo :33
Sekolah :SDN 3 Sanur
Amanat saya tentang cerita di atas yaitu:Kita harus bersyukur apa yang kita miliki dan kita tidak boleh berbohong dengan perbuatan kita.Walaupun kita hiidup susah kita harus bersyukur apa yang kita miliki!!!