Beranda Cerpen Informasi Soal Online Kelas VI Soal Online Kelas V Soal Online Kelas IV Soal PH Soal PTS Soal PAS Soal Matematika Soal Literasi Soal Numerasi Soal US Artikel Perangkat KBM Materi Kelas VI Materi Kelas V Materi Kelas IV Motivasi Solusi Profile Contact

Senin, 01 Maret 2021

Tekad Yang Kuat, Namun Tumpul Kecerdikan Dan Teliti

cerpen motivasi karakter anak
Dahulu kala ada seorang penyihir bernama Badra. Dia memiliki dua orang murid bernama Wikan dan Tiaksa. Karena Badra sudah semakin tua, Wikan dan Tiaksa saling bersaing untuk menggantikan posisi guru mereka.

Pada saat itu, penyihir adalah profesi yang sangat penting. Penyihir membantu warga desa memperbaiki barang, menyembuhkan penyakit, mencari benda yang hilang, dan melakukan banyak hal berguna lainnya. Karena itu, orang-orang sangat menghormati penyihir.

Wikan yakin dia akan menjadi penyihir yang baik. Dia berasal dari keluarga berada, tampan, dan rajin belajar. Dia selalu mencatat dengan rajin dan teliti semua yang diajarkan gurunya.

Tiaksa juga yakin dia akan menjadi penerus yang baik. Dia sangat kuat dan cepat

Suatu hari, Badra hendak pergi mengumpulkan bahan ramuan ajaibnya, yang hanya bisa diperoleh di bagian terdalam hutan. Wikan dan Tiaksa merasa ini kesempatan yang bagus untuk mengambil hati guru mereka, maka keduanya mengajukan diri untuk ikut.

Mereka berangkat pagi-pagi. Itu adalah perjalanan Wikan dan Tiaksa yang pertama ke dalam hutan. Mereka amat bersemangat. Shanti, pembantu Badra juga ikut.

Siang harinya, mereka merasa lapar. Tiaksa segera berkeliling mencari buah-buahan untuk dimakan. Dengan kekuatan dan kecepatannya, dia berhasil mengumpulkan banyak buah dalam waktu singkat.

Tapi ketika Shanti melihat buah-buahan itu, dia langsung membuangnya. “Hei, kenapa kau lakukan itu?” tanya Tiaksa. “Buah -buahan Itu beracun” kata Shanti. Lalu dia pergi mengumpulkan buah, bunga, dan akar-akaran yang bisa dimakan, lalu memasak makanan lezat.
cerpen motivasi karakter anak
Malamnya, mereka harus mendirikan tenda. Wikan mengajukan diri. Tapi ternyata tidak semudah yang dia kira. “Guru, bagaimana kalau aku menelepon agar ayahku mengirimkan tenda langsung jadi?” tanya Wikan. Wikan mengeluarkan telepon genggamnya, tapi tidak ada sinyal di hutan.

“Ayo, kutunjukkan bagaimana caranya!” kata Shanti. Wikan memandang Shanti tidak percaya. Tapi Shanti benar-benar berhasil mendirikan tenda-tenda itu.

Saat tengah malam, mereka dibangunkan oleh suara hewan yang aneh. Di luar tenda terlihat seekor binatang yang sepertinya buas. Tiaksa, yakin akan kekuatannya, bersiap untuk bertarung.

Tapi Shanti menyuruhnya mundur. Dia lalu memetik beberapa daun berbentuk aneh dari sebuah pohon di dekatnya dan berjalan perlahan ke arah binatang itu. Binatang itu memakan daun pemberian Shanti dan pergi.

Keesokan harinya, mereka sampai di tujuan. Wikan kagum melihat cara kerja Shanti yang ringkas dan teratur. Ketika dia masih mempelajari buku catatannya, Shanti sudah mengumpulkan banyak bahan dan memasukkannya ke dalam tempat-tempat berlabel.

Dalam perjalanan pulang, Wikan dan Tiaksa menanyai Shanti. “Shanti, ini kan juga perjalanan pertamamu. Bagaimana kamu bisa tahu mana buah yang beracun dan tidak?” tanya Tiaksa.” Aku mengamati hewan-hewan kecil di sepanjang perjalanan. Lalu kucatat buah mana yang mereka makan,” katanya.

“Bagaimana dengan tendanya? Bagaimana kau bisa mendirikannya dengan begitu mudah?” tanya Wikan. “Aku membaca manual cara mendirikan tenda sebelum kita berangkat,” kata Shanti sambil tersenyum.

“Bagaimana dengan binatang aneh yang datang di malam hari itu?” tanya Tiaksa, ”bagaimana kau tahu dia hanya mencari daun aneh?” ”Aku melihat beberapa binatang itu di sepanjang perjalanan. Mereka selalu mengunyah daun itu. Dan dilihat dari susunan giginya, mereka adalah hewan pemakan tumbuhan jadi aku tahu hewan itu tidak berbahaya,” jawab Shanti.

Badra berbicara pada kedua muridnya. “Jika kalian ingin menjadi penyihir, kalian harus belajar banyak dari Shanti! Jika tidak, mungkin penyihir berikutnya adalah penyihir wanita,” katanya sambil mengedipkan mata ke arah Shanti.

Tiaksa dan Wikan saling memandang. Pelayan yang selama ini tidak pernah mereka perhatikan ternyata seorang gadis yang pintar. Mereka memang harus belajar banyak darinya!

Baca juga cerita dongeng anak yang menginsfirasi: Singa Mati Sebelum Kelinci Tumbalkan Diri

Pesan moral dari cerita motivasi yang berjudul Tekad Yang Kuat, Namun Tumpul Kecerdikan Dan Teliti adalah selalu berpikir ke depan dan penuh persiapan; selalu memperhatikan sekeliling kita untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dan memanfaatkannya; selalu tahu apa yang harus kita lakukan dalam segala keadaan.

Terima kasih sudah berkunjung di halaman blog ini serta membaca cerita motivasi. Semoga isi cerita tersebut menginsfirasi dan menjadi cerminan perilaku dalam kehidupan sehari-hari melalui pengamalan pesan moral yang berkarakter. Budayakan meninggalkan komentar dan sebarkan jika bermanfaat. Semoga bertambah cerdas dan berkarakter!

0 comments:

Posting Komentar