Beranda Cerpen Informasi Soal Online Kelas VI Soal Online Kelas V Soal Online Kelas IV Soal PH Soal PTS Soal PAS Soal Matematika Soal Literasi Soal Numerasi Soal US Artikel Perangkat KBM Materi Kelas VI Materi Kelas V Materi Kelas IV Motivasi Solusi Profile Contact

Sabtu, 23 April 2022

Indahnya Persahabatan

Cerita fiksi indahnya persahabatan
Sikap sportif sangat diperlukan untuk hubungan sosial antara sesama manusia. Perilaku ini merupakan sikap yang menjunjung tinggi kejujuran dalam berkegiatan atau kehidupan sehari-hari. Dengan sikap jujur dapat menjadikan anak yang baik dan berguna untuk lingkungan sekitarnya.

Sikap sportif dapat mengajarkan seseorang untuk berkompetisi. Mereka harus percaya diri dan berjuang keras untuk mencapai mimpinya. Dalam kehidupan sehari-hari hidup adalah kompetisi, dimana pemenangnya adalah mereka yang bekerja paling keras.

Sikap sportif membuat seseorang dapat menerima kekalahan dengan lapang dada. Mungkin, hal ini dirasa tidak terlalu penting saat usia anak-anak. Tetapi, dengan membiasakan mereka mempunyai sikap ini, mereka akan lebih mengenal dirinya. Sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan dapat menggunakan kemampuan mereka secara maksimal. Seperti halnya cerita fiksi berikut. Yuk… simak serunya cerita fiksi insfirasi ini ya!!!


Dalam sebuah perlombaan di sekolah dasar ternama, diikuti oleh beberapa orang peserta dengan penuh semangat. Perlombaan kali ini bercerita fiksi. Tampak seluruh peserta bersemangat untuk tampil. Selain peserta baru juga diikuti oleh peserta tahun sebelumnya yang duduk di kelas selanjutnya. Mereka tentu siswa yang dijagokan walinya sebagai peserta pilihan terbaik di kelasnya.

Peserta yang duduk di kelas tinggi menunjukkan kematangannya dalam berlomba. Hal ini karena usia mereka sudah remaja sehingga dapat mengelola rasa grogi. Berbeda halnya dengan peserta di kelas rendah, masih terlihat raut muka malu-malu dan kurang percaya diri. Meski demikian kemampuan mereka tidak diragukan lagi.

Waktu perlombaan dimulai, semua peserta mempersiapkan diri. Sebutlah Gauri peserta dengan juara pertama mengambil undian untuk tampil dipanggung. Setelahnya itu diikuti peserta Putri, Merta, Anton, dan peserta lainnya. Gauri yang terlihat bersemangat ternyata mendapat undian tampil nomor dua sedangkan Merta yang pertama, Putri yang ketiga diikuti peserta lainnya.

Penampilan seluruh peserta sangat menakjubkan. Guru-guru kagum melihat tampilan peserta diluar dugaan mereka. Peserta lomba menampilkan kemapuan mereka yang terbaik yang mereka miliki. Dewan juri merasa sulit untuk menentukan sang juara. Kendati demikian mereka tetap professional menentukan juara sesuai dengan penampilan peserta yang terbaik.

Kegiatan lomba mengisi jeda semesterpun berlalu, namun ingatan Gauri masih saja pada perlombaan membacakan cerita yang setiap tahun diadakan ke sekolahnya. Sebelum perlombaan, Gauri adalah sang juara bertahan. Karena dua tahun berturut-turut sebelumnya, Gauri selalu menjadi juara satu. Tahun ini pun teman-teman Gauri menjagokannya kembali untuk menjadi juara satu.

Namun ternyata, tahun ini Gauri harus puas menjadi juara kedua. Putri, teman sebangkunya, menjadi pemenangnya kali ini. Padahal, Gauri ingin kembali menjadi juara di tahun terakhirnya di sekolah dasar tahun ini. Ia ingin menjadi juara bertahan selama tiga tahun berturut-turut.

Harapan Gauri itu pupus karena Putri. Dua tahun sebelumnya Putri juga ikut lomba itu. Langkah Putri saat itu terhenti di babak semifinal. Tetapi tahun ini Putri berhasil mencapai final. Bahkan, ia menjadi juara satu mengalahkan Gauri si juara bertahan.

Gauri ingat saat-saat menghadapi perlombaan itu. Ia dan Putri berlatih bersama. “Gauri, kamu baik sekali mau mengajariku menjadi pembaca cerita yang baik,” kata Putri saat berlatih.

Gauri tersenyum, “Aku senang jika kamu merasa menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya untuk menghadapi perlombaan nanti.”

Ah! Tetapi, Gauri tidak pernah membayangkan jika ternyata Putri dapat mengalahkannya saat lomba! Ada rasa sesal, kenapa ia mau mengajari Putri saat menjelang lomba. Perasaan Putri campur aduk antara perasaan marah, kesal, dan kecewa. Sejak itu, Gauri selalu menghindar dari Putri. Ia bersikap dingin terhadap Putri.

Kini setelah dua minggu Gauri bersikap tidak ramah terhadap Putri, Gauri mulai merasakan sendiri kesedihan setelah persahabatannya dengan Putri menjadi renggang. Gauri merasakan kehilangan hari-harinya yang indah sebelumnya bersama Putri.

“Putri,” Gauri tiba-tiba menyapa Putri saat jam istirahat di kelas.

Putri terkejut. Gauri mau bicara dengannya! Padahal sejak usai lomba itu, Gauri selalu menghindarinya dan tidak mau diajak bicara.

“Maafkan sikapku,” kata Gauri. Gauri lalu menjabat tangan Putri erat-erat. “Aku rela tidak mendapatkan juara, asalkan kamu mau tetap jadi sahabatku, Putri.” Mata Gauri mulai berkaca-kaca.

Oh! Putri terkejut dengan sikap Gauri. Ia pun berkata,”Aku juga, Gauri. Aku pikir, lebih baik aku tidak menjadi juara asalkan masih tetap bersahabat denganmu.”

Gauri menggeleng, “Kamu berhak mendapatkan juara, Putri. Kamu sungguh sangat bagus saat lomba. Aku harus bersikap sportif mengakuinya. Semalam ibuku mengatakan kepadaku, bahwa aku tetap menjadi juara. Aku juara karena telah berhasil menjadikan orang lain menjadi juara.”

Kedua sahabat itu pun saling berpelukan!


Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita fiksi insfirasi yang berjudul “Indahnya Persahabatan”. Semoga dengan adanya cerita fiksi tersebut dapat memberikan sebuah hikmah positif bagi kita semua dan semoga memberikan pembelajaran bermakna.

Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas situs www.liangsolusi.com ini. Semoga postingan yang disajikan bermanfaat untuk kita semua.

Mari berkolaborasi dan tebarkan perilaku baik dengan membagikan postingan ini di media sosial kalian! Budayakan meninggalkan komentar dan sebarkan jika bermanfaat setelah membacanya.

0 comments:

Posting Komentar