Beranda Cerpen Informasi Soal Online Kelas VI Soal Online Kelas V Soal Online Kelas IV Soal PH Soal PTS Soal PAS Soal Matematika Soal Literasi Soal Numerasi Soal US Artikel Perangkat KBM Materi Kelas VI Materi Kelas V Materi Kelas IV Motivasi Solusi Profile Contact

Minggu, 25 Juli 2021

Hilang Fokus Saat Menyelamatkan Ikan-Ikan di Laut

Hilang fokus
Kadek Liang begitu sebutan akrab seorang pemuda dari pulau seberang. Kegemarannya memancing menjadikan ia gagal fokus akan kegiatan rutin yang mesti dilakukan. Tak seperti pria lainnya, ia merupakan anak yang rajin dan suka membantu. Mulai dari menyapu, membantu ibu berbelanja, sampai memberi makan ternak.

Hari ini merupakan hari yang menyenangkan namun mengesalkan. Banyak kegiatan seru dapat dilakukan. Layaknya remaja pada umumnya, melakukan kegiatan menyenangkan menjadi prioritas utama.

Rumah Liang yang berlokasi persis di tepi pantai menjadikan dirinya leluasa dengan laut. Memancing yang ia sebut kegiatan penyelamatan ikan tersebut sudah ia lakukan di sela-sela waktu senggang. Meskipun di pinggir pantai, tak jarang ia kehabisan umpan untuk memenuhi kegemarannya itu.

Memancing ternyata hobi yang tergolong cukup merogoh kocek. Karena untuk menyelamatkan ikan-ikan di laut dibutuhkan modal untuk membeli tali, pancing, dan umpan. Liang biasanya menggunakan ikan tongkol yang disayat tipis bagian kulitnya untuk dijadikan umpan.

Sehari sebelumnya ia mengamati air laut yang pasang dan surut. Tak lama ia pun memutuskan untuk keesokan paginya memancing di samping rumahnya. Ia mempersiapkan kail dan tali serta yang lainnya untuk kegiatannya. Untuk umpan ia membelinya dipasar 1 ekor tongkol muda yang cocok untuk dijadikan umpan.

Hasrat mendapatkan ikan banyak sudah terbayang dipikirannya. “Malam cepatlah berlalu agar pagi dan sang pajar mencerahkan kegiatanku”, hayal Liang sambil memegang ponselnya di teras. Tongkol muda yang ia akan jadikan umpan pun telah dimasukkan ke dalam lemari pembeku. Harapnya esok masih segar Ketika akan di gunakan untuk menyelamatkan ikan-ikan lainnya dari laut.

Pagipun tiba dan sang mentari menampakkan diri dari timur. Liang terbangun dan langsung mengamati pantai yang pasang. “ini waktu yang tepat untuk menyelamatkan ikan-ikan yang jenuh berada di laut”, gumam Liang dalam hati.

Liang langsung bergegas ambil handuk dan mandi pagi. Hal itu ia lakukan agar lebih segar melakukan aksinya nanti. Sehabis mandi, ia melihat ada sebungkus sarapan yang tersaji di atas meja tamu. “bu, apa ini terbungkus di meja”, seru Liang terhadap ibunya yang lagi merebus telur. “Tipak cantok nak, silakan dimakan, itu tipat kesukaanmu!”, Sahut Ibu sambal membawakan rebusan telur.

Liang membuka sarapannya dan ingin menambahkan ikan goreng. Ia pun menuju dapur dan mengambil dua potong ikan tongkol goreng. Kunyahan lezat tipak cantok, telur rebus bercampur ikan goreng terasa di lidah. Namun setelah beberpa suapan, Liang tercengang dan merasa ada yang janggal.

Liang: ”Bu, kok ada goreng ikan, ibu kan ga kepasar pagi ini?

Ibu: ”Ya nak, ibu melihat seekor ikan tongkol di frezzer”

Liang: “waduh, ini ikan untuk dipake umpan bu, kok malah digoreng?

Ibu: “ya ibu kan ga tau, kamu jag ga bilang ke ibu. Nanti beli lagi”

Mengetahui umpannya menjadi menu sarapan pagi, Liang merasa hilang semangat dan mengurungkan niatnya memancing. Ia pun bergegas untuk pergi ke pasar dan membeli ikan tongkol lagi sebagai umpan.

Di pasar terdapat banyak ikan tongkol segar. Namun semua ikan yang dijual pedagang ukurannya kecil-kecil. Liang melakukan penawaran dan membeli tiga ekor dengan harga Rp10.000,00. Ia langsung mengambil uang dari dompetnya dan memberikan selembar uang seratus ribuan. Lembaran uang itu lantaran isi dompetnya tidak ada nominal yang lebih kecil.

Pedagang membungkus dan langsung memberikannya ke Liang. Karena kedua tangan liang memegang dompet dan kanannya menyerahkan uang, iapun menyarankan untuk meletakkan ikan yang dibeli itu di atas ikan lainnya. Liang mengambil kembalian yang diterima dari penjual ikan. Sambal menghitung kembalian dan memasukkan ke dompetnya, liang langsung berbalik arah dan meninggalkan ikan yang ia beli.

Sesampainya di rumah, ia tersadar akan ikan yang ia beli tadi. “kenapa ikanku ga ada ya? Jatuh dimana itu?”, menggerutu sambil melihat gantungan dan keranjang motornya. Iapun duduk menenangkan diri sambil mengingat rute perjalannya. Ia teringat kalo ikannya tertinggal di dagang ikan yang ia beli tadi. Liang males mengambilnya ke pasar dan memilih beristirahat serta memutuskan niatnya untuk memancing hari itu.

0 comments:

Posting Komentar